Minggu, 09 November 2014

Melakukan Pemilihan Elemen (komposisi) dalam Pembuatan Mesin Pengatur Limbah


Pemilihan/Penapisan/Filtrasi AMDAL

Dansk Retursystem mesin daur ulang dari Denmark
            Dansk Retursystem adalah sebuah nama program sekaligus organisasi non-profit yang berada di bawah Kementrian Lingkungan Hidup Denmark. Artinya segala aktifitas dan program dari Dansk Retursystem didukung oleh regulasi dari Kementrian Lingkungan Denmark dan Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup.
            Secara terintegrasi Dansk Retursystem menyediakan lebih dari 4000 mesin pengolahan daur ulang otomatis yang ditempatkan di area-area publik seperti toko, swalayan, pusat perbelanjaan dan lainnya. Mesin-mesin yang ada sepintas menyerupai mesin ATM, hanya saja ukurannya lebih besar. Jika agan dan aganwati sudah terbiasa melakukan setoran uang ke rekening yang ada melalui mesin setoran tunai yang biasanya terdapat di kantor-kantor cabang bank, maka kurang lebih mesin-mesin dari Dansk Retursystem cara kerjanya seperti itu. Hanya saja dalam hal ini yang dipilah atau disortir bukannya uang, melainkan kemasan-kemasan produk bekas pakai seperti botol gelas, botol plastik, dan kaleng. Produsen dari reserve vending machine yang terkenal adalah Tomra.
                                    
                                     Alur Kerja dari Sistem Daur Ulang Dansk Retursystem
Diagram proses sortir produk bekas hingga daur ulang

Kita tinggal menyiapkan kemasan-kemasan bekas yang ingin didaur ulang
persatu kemasan-kemasan bekas dimasukkan ke dalam mesin

Setelah dimasukkan, botol gelas/kaleng dipindai secara otomatis
Mesin daur ulang Dansk Retursystem yang akan berfungsi untuk mengepress bekas kaleng
Kemasan yang telah disortir melalui mesin diangkut ke pabrik pengolahan
Hasil akhir dari pengolahan di pabrik Dansk Retursystem siap untuk dilebur





                                               
Peleburan pada kemasan kaleng

            Hasil yang diperoleh yaitu sebuah rancangan peralatan peleburan sampah aluminium yang mampu memberikan penghematan waktu proses peleburan sebesar 12,65% untuk siklus dengan setup dan 24,31% untuk siklus setelah setup, penghematan konsumsi bahan bakar sebesar 21,50% untuk siklus dengan setup dan 18,63% untuk siklus setelah setup, peningkatan keuntungan (tanpa memperhatikan biaya perawatan dan perbaikan) sebesar 28,67% dan peningkatan reduksi sampah aluminium berjenis kaleng minuman atau minyak wangi sebesar 28,57% per hari. Kata Kunci : Peralatan peleburan aluminium, Perancangan dan Pengembangan Produk, Voice of Customer
            Penelitian daur ulang sampah bungkus minuman instan yang mengandung aluminium foil (lapisan tipis dibagian dalam bungkus) dilakukan untuk mengetahui mutu produk teknologi proses peleburan yang dilakukan dengan cara konvensional.
Aluminium merupakan bahan logam yang banyak digunakan dalam berbagai keperluan seperti untuk melapisi badan pesawat terbang, untuk perabot rumah tangga, untuk kaleng minuman karena mampu memberikan kekuatan mekanik yang baik, tahan korosi, serta memiliki mampu-cor yang baik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji teknologi pemungutan kembali unsur aluminium yang menempel dibagian dalam sampah plastik kemasan minuman instan. Disamping itu juga dilakukan analisis mikrostruktur dan kekerasan mikro guna mengetahui mutu produk daur ulang tersebut.
Bertitik tolak pada kesulitan - kesulitan dalam penanganan sampah non-organik maka penulis melakukan suatu observasi langsung ke tempat daur ulang sampah plastik aluminium foil dan penelitian mutu produk dengan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimanakah teknologi sederhana untuk mendaur-ulang sampah plastik yang mengandung selaput aluminium foil sehingga dapat diperoleh aluminium batangan dan bagaimanakah mutu produk Aluminium ditinjau dari segi mikrostruktur dan kekerasan mikronya ?”
            Bahan-bahan yang diperlukan pada proses daur ulang ini meliputi bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama adalah bahan baku yang terdiri dari sampah bungkus minuman instan atau bungkus obat yang mengandung aluminium foil dan jika ada ditambah anfalan (barang rongsokan) seperti kaleng minuman, potongan plat atau pipa aluminium. Bahan pendukungnya berupa greyhon, dibutuhkan pada saat menyalakan api. Greyhon adalah bahan aditif yang berfungsi untuk meningkatkan nyala api dan memisahkan lagam murni dari oksidanya. Oksida atau pengotor akan mengambang diatas permukaan logam cair dan dibuang dengan menggunakan centong.
            Adapun alat peleburan terdiri dari Termokopel untuk mengukur temperatur peleburan, besi pengaduk untuk meratakan nyala api, centong untuk menuangkan cairan aluminium, tungku peleburan dari drum yang bagian dalamnya dilapis bata tahan api dan cetakan terbuat dari baja untuk membekukan cairan aluminium. Cetakan aluminium cair ini memiliki ukuran panjang 56 Cm, lebar 13,5 Cm sedangkan ketebalannya 6,0 Cm. Tungku termasuk semua peralatan masih terbelakang dan ini sengaja diciptakan untuk menghemat biaya produksi. Tungku yang dipakai berjumlah 9 buah ini kalau dioperasikan secara maksimal akan menghasilkan 10 batang alumunium atau kalau bahan bakunya cukup baik akan menghasilkan ±1 kwintal logam aluminium perhari. Berikut ini sebuah tayangan video mengenai teknik penuangan/ pencetakan logam cair. Proses yang dilakukan tidak konvensional namun semi modern dan diunduh dari youtube untuk sekedar menambah pengetahuan mengenai kondisi bengkel peleburan aluminium.

            Pada proses peleburan ini, mula-mula sampah kemasan aluminium foil dimasukkan secara bertahap yaitu kira-kira 50% dari kapasitas tungku. Selanjutnya masukkan greyhon (bahan bakar) yang dibungkus dengan grenjeng (kertas timah rokok) dan dinyalakan apinya. Ketika api mulai menyala greyhon terus ditambahkan hingga api membesar. Setelah itu semua bahan utama dan anfalan (barang rongsokan) aluminium dimasukkan sampai tungku penuh. Petugas terus menekan-nekan bungkus aluminium foil untuk membantu mempercepat proses pencairan. Selama proses berlangsung, suhu lebur logam dipantau dengan termo-kopel.











1 komentar: